Custom Search

Translate

Rabu, Juni 03, 2009

Musik sebagai pengobatan

Musik yang nyaman dapat mengkultivasikan temperamen seseorang, memurnikan pikiran, dan menyampaikan suatu rasa keindahan. Namun pernahkah terjadi pada anda bahwa penciptaan musik benar-benar digunakan sebagai suatu obat untuk penyembuhan?

Asal mula musik dapat ditelusuri kembali pada penciptaan huruf-huruf Mandarin oleh Cangjie (2650 SM), seorang figur legendaris dalam Tingkok kuno. Huruf Mandarin “Yao,” yang berarti obat, adalah terbentuk dari huruf “Yue,” yang berarti musik. Huruf Yao terdiri atas dua bagian: sebuah radikal, berarti rumput atau tumbuh-tumbuhan, dan huruf untuk musik. Sebagai tambahan terhadap pembawaan arti pengobatan atau penyembuhan, karakter ini dapat mewakili musik itu sendiri, kebahagiaan, atau kesenangan. Oleh karena itu musik adalah nenek moyang pengobatan. Cangjie, menurut sebuah legenda, menciptakan karakter Mandarin Yue berdasarkan suatu peristiwa sejarah, di mana Huangdi (Kaisar Kuning) mengalahkan Chi You (dewa perang). Dalam Tiongkok kuno, para prajurit biasanya menabuh genderang perang di medan pertempuran untuk membangkitkan keberanian mereka dan memperoleh keberuntungan.

Setelah peperangan antara Kaisar Kuning dan Chi You, penabuhan genderang perang telah menyebabkan para prajurit Chi You menjadi tidak sadar. Untuk menyembuhkan para prajurit yang kalah, Kaisar Kuning yang murah hati menciptakan suatu benda logam berbentuk sebuah lonceng, yang sekarang disebut suatu alat musik.

Pada pertengahan logam berbentuk bel yang terbuat dari perunggu itu, diikatkan dengan senar-senar sutera pada kedua sisinya; benda logam itu ditempatkan pada sebuah bingkai kayu untuk dimainkan. Berdasarkan suatu bentuk dari huruf-huruf yang terkunci, sebuah gaya kuno dari kaligrafi Tiongkok, bagian tengah dari huruf Yue adalah “Bai,” yang berarti putih dan melanbangkan logam—salah satu dari lima elemen.

Orang Tiongkok kuno percaya bahwa segala sesuatu dalam alam semesta, termasuk tubuh manusia dan bahkan bunyi-bunyian, terdiri dari lima elemen yaitu logam, kayu, air, api dan tanah. Dari lima elemen tersebut, logam bersesuaian dengan warna putih. Cangjie menciptakan huruf Yue berdasarkan logam berbentuk bel ini. Untuk tujuan apa benda logam itu dibuat? Ia digunakan untuk membangkitkan suatu roh dari kematian atau untuk memanggil kembali jiwa-jiwa dari para prajurit Chi You. Menurut legenda, setelah perang itu, para prajurit Chi You bergelimpangan di tanah, terpukul pingsan oleh genderang perang. Begitu jiwa-jiwa mereka disembuhkan, para prajurit itu hidup kembali.

Oleh karena itu, musik, digunakan untuk penyembuhan. Kemudian, tumbuh-tumbuhan ditemukan mengandung efek-efek pengobatan, dan dengan demikian satu radikal ditempatkan di atas “Yue” agar menjadi “Yao.” Oleh karena itu, tujuan utama musik dalam Tiongkok kuno adalah untuk menyembuhkan orang-orang dari penyakit.

Para peneliti dalam bidang pengobatan tengah melakukan penelitian terhadap khasiat-khasiat pengobatan dari musik. Semasa dalam kandungan ibunya, seorang bayi dapat mengembangkan suatu reaksi terhadap musik. Dari lima indera manusia, kemampuan pendengaran manusia adalah hal pertama yang “dapat tercerahkan.” Bayi yang belum lahir di dalam kandungan ibunya dapat mendengar detak jantung, nafas, dan pembicaraan ibunya. Karena itulah para orang tua modern memberikan para bayinya pendidikan pra-lahir, seperti mendekatkan ibu-ibu hamil kepada musik. Secara klinis musik yang elegan dan rileks membantu mengurangi tingkat stress, melapangkan pernafasan dan memelihara organ.

Seorang ilmuwan Amerika menemukan bahwa musik terdiri atas gelombang-gelombang resonansi, yang dapat mempengaruhi perasaan seseorang dan menenangkan tubuh manusia. Sementara itu, musik mengandung berbagai macam irama, sedangkan pergerakan tubuh kita cenderung mengikuti irama-irama musik. Karena itu, perubahan-perubahan irama musik dapat mempercepat dan mengatur bioritme-bioritme kita. Karenanya, beberapa dokter mahir akan secara sungguh-sungguh memilih musik dengan berbagai macam irama untuk menyembuhkan para pasien dari berbagai gejala penyakit.

Musik kuno diklasifikasikan ke dalam Qingyue dan Yayue (musik elegan), yang mempunyai tujuan pemurnian jiwa dan pikiran seseorang. Dipercaya bahwa musik yang baik memiliki efek yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Inilah mengapa musik kuno selalu memiliki tempo yang lamban, tujuannya untuk membuat orang menjadi tenang. Setelah mendengarkan musik, seseorang diharapkan menerima kedamaian spiritual dibanding kegembiraan emosional yang kelihatannya dapat mengusir pikiran mereka. Konghucu pernah berkata bahwa musik semestinya benar-benar elegan atau anggun.

Bahkan di tahun 1950-an, orang-orang yang senang musik cenderung lebih tenang dan rileks. Namun kini berbagai hal telah berubah. Sesuatu dalam musik modern dapat membangkitkan sifat iblis seseorang. Beberapa orang bahkan menari atau berputar meliuk-meliukkan tubuhnya secara gila terhadap musik tersebut, kelihatannya menjadi liar dan bahkan kehilangan kesadaran dengan kegembiraan. Musik iblis tersebut bahkan dapat menyebabkan orang untuk memperlihatkan hasutan, merasa tertekan atau cenderung kehilangan kesabaran mereka, yang mana, pada kenyataannya, membawa kerugian besar bagi kesehatan dan tidak memperoleh efek penyembuhan apapun.

Musik dalam Pertunjukan Spektakuler Tahun Baru China yang dipertunjukkan dalam tahun-tahun belakangan ini adalah cemerlang, murni, anggun dan merdu dengan kecondongan klasik tertentu. Para pendengar telah mengatakan bahwa musik tersebut menyentuh hati mereka—mungkin karena ini menimbulkan pikiran-pikiran baik dan rasa hormat terhadap diri kita sendiri yang lebih tinggi.

Banyak para pemain Pertunjukan Spektakuler telah mengatakan bahwa latihan-latihan mereka benar-benar suatu proses dari kultivasi hati dan pikiran mereka. Tanggapan positif dari para penonton telah diterima—“Setelah menonton pertunjukan anda, penyakit saya sembuh.” Barangkali kita perlu mempercayai bagian mukjizat dari musik ini.

Tidak ada komentar: